a.
Pendekatan Dalam Kelas
Sebagai pekerja
profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan-pendekatan
kelas, sebab dalam penggunaannya ia harus terlebih dahulu meyakinkan bahwa
pendekatan yang dipilihnya untuk menangani suatu kasus pengelolaan kelas
merupakan alternatif yang baik sesuai dengan hakikat masalahnya. Artinya,
seorang guru terlebih dahulu harus menetepkan bahwa penggunaan sesuatu
pendekatan sangat cocok dengan hakikat masalah yang ingin diatangulangi.
Dan sebaiknya seorang guru tidak hanya mengelola kelas saja atau seorang guru
tidak akan berhasil baik setiap kali menangani kasus kelas. Namun guru yang
profesional harus mengelola kelas dengan sebaik mungkin. Bila guru gagal
mengelola kelas pada tahap pertama, maka guru masuh bisa melakukan
analisa ulang terhadap situasi dengan melakukan pendekatan yang kedua, dan
seterusnya.
Dalam buku lain
diterangkan macam-macam pendekatan pengelolaan kelas, yaitu:
1. Pendekatan kekuasaan,
2. Pendekatan kebebasan,
3. Pendekatan keseimbangan peran,
4. Pendekatan pelajaran, dan
5. Pendekatan suasana emosi dan sosial.
Pengelolaan kelas
berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan menjadi :
a.
Pendekatan Otoriter
(Autority Approach), pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol
tingkah laku sisiwa dengan penerapan disiplin secara ketat. Dalam pendekatan
ini mengandung unsure kekuasaan dan ancaman.
b.
Pendekatan Permisif
(Permisive Approach), pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru
dengan member kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai
dengan yang mereka inginkan.
c.
Pendekatan Resep,
pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan dengan member satu daftar yang
dapat menggambarkan apa yang harus dan tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam
mereaksi semua masalah / situasi kelas.
d.
Pendekatan Pengajaran,
pengelolaan kelas adalah upaya merencanakan dan mengimplemantasikan pelajan
yang baik.
e.
Pendekatan Perubahan
Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modifikation Approach), pengelolaan kelas
adalah upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang
bersifat positif dari sisiwa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya
atau memperbaiki perilaku negative siswa.
f.
Pendekatan Suasana Emosi
dan Hubungan Sosial (Sosio Emosional Climate Approach), pengelolaan kelas
adalah upaya untuk menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik dan
sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
g.
Pendekatan Proses
Kelompok (Group Proses Approach), pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan
guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
h.
Pendekatan Pluralistik
(Electis Approach) adalah pandangan yang mencakup tiga pendekatan (perubahan
tingkah laku, iklim sosio emosional, dan proses kelompok).
b.
Perwujudan pengelolaan kelas
Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi perwujudan management atau pengelolaan kelas adalah sebagai
berikut :
1. Kurikulum.
Setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi
kebutuhan masarakat yang semakin komplek dalam perkembangannya. Kurikulum yang
digunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam
mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi
siswa. Suatu kelas akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apabila kurikulum
yang dipergunakan di sekolah dirancangkan sesuai dengan dinamika masyarakat.
2. Sarana dan pra sarana.
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah
dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan
kurikulum yang digunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah
sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam
mengatur pendayagunaan ruang atau gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum
yang dipergunakan demi terciptanya suasana belajar mengajar seperti yang telah
diinginkan.
3. Guru.
Progam kelas tidak akan
berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peran guru sangat
menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara
murid-murid suatu kelas.
Setiap guru harus
memehami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan
berbuat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di kelas atau sekolah dan di
masyarakat. Pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi guru akan mendasari
pola kegiatannya dalam menunaikan profesi sebagai guru dan jaminan mutu
pendidikan. Adapun kompetensi yang di maksud adalah:
1) Penguasaan bahan.
2) Mengelola progam belajar mengajar.
3) Mengelola kelas.
4) Penggunaan media atau sumber.
5) Mampu mengelola dan mempergunakan interaksi belajar mengajar untuk
perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi anak-anak.
6) Memiliki kemampuan melakukan penilaian prestasi belajar siswa secara obyektif
dan mempergunakan hasilnya untuk kepentingan proses pendidikan anak-anak.
7) Memahami fungsi dan progam layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
4. Murid.
Murid merupakan potensi kelas yang harus di manfaatkan guru dalam
mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif.
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting
artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis dan menyenangkan. Setiap
murid harus memiliki perasaan diterima terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam
kegiatan kelas. Perasaan diterima itu akan menentukan sikap bertanggung jawab
terhadap kelas yang secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangannya masing-masing.
5. Dinamika kelas.
Kelas adalah kelompok sosial yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau
guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas
pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara
terarah yanng dikembangkan melalui kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu
kelompok. Kreativitas dan inisiatif yang baik perwujudannya tidak sekedar
terbatas di dalam kelas sendiri, tetapi mungkin pula dilaksanakan bersama-sama
kelas yang lain atau oleh seluruh sekolah.
Dinamika kelas sangat dipengaruhi oleh cara wali atau guru kelas menerapkan
adsministrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan
pendekatan pengelolaan kelas.
6. Lingkungan sekitar.
Adapun keberhasilan suatu proses belajar mengajar sedikit banyak juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sebab bilamana dalam proses belajar
mengajar tempat atau lingkungan yang digunakan tempat yang kumuh misalnya
secara tidak langsung bagaimana keberhasilan dalam proses belajar mengajar bisa
tercapai. Oleh karena itu, dalam pemilihan tempat untuk proses belajar mengajar
harus benar-benar sesuai dengan lingkungan disekitarnya demi tercapainya
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar