Senin, 16 Juni 2014

Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas Dan Perwujudan Pengelolaan Kelas


a.      Pendekatan Dalam Kelas
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan pendekatan-pendekatan kelas, sebab dalam penggunaannya ia harus terlebih dahulu meyakinkan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani suatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang baik sesuai dengan hakikat masalahnya. Artinya, seorang guru terlebih dahulu harus menetepkan bahwa penggunaan sesuatu pendekatan sangat cocok dengan hakikat  masalah yang ingin diatangulangi. Dan sebaiknya seorang guru tidak hanya mengelola kelas saja atau seorang guru tidak akan berhasil baik setiap kali menangani  kasus kelas. Namun guru yang profesional harus mengelola kelas dengan sebaik mungkin. Bila guru gagal mengelola kelas pada tahap pertama, maka  guru masuh bisa melakukan analisa ulang terhadap situasi dengan melakukan pendekatan yang kedua, dan seterusnya.
Dalam buku lain diterangkan macam-macam pendekatan pengelolaan kelas, yaitu:
1.      Pendekatan kekuasaan,
2.      Pendekatan kebebasan,
3.      Pendekatan keseimbangan peran,
4.      Pendekatan pelajaran, dan
5.      Pendekatan suasana emosi dan sosial.
Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya diklasifikasikan menjadi :
a.       Pendekatan Otoriter (Autority Approach), pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku sisiwa dengan penerapan disiplin secara ketat. Dalam pendekatan ini mengandung unsure kekuasaan dan ancaman.
b.      Pendekatan Permisif (Permisive Approach), pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dengan member kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan.
c.       Pendekatan Resep, pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan dengan member satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah / situasi kelas.
d.      Pendekatan Pengajaran, pengelolaan kelas adalah upaya merencanakan dan mengimplemantasikan pelajan yang baik.
e.       Pendekatan Perubahan Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modifikation Approach), pengelolaan kelas adalah upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari sisiwa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negative siswa.
f.       Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial (Sosio Emosional  Climate Approach), pengelolaan kelas adalah upaya untuk menciptakan suasana hubungan interpersonal yang baik dan sehat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
g.      Pendekatan Proses Kelompok (Group Proses Approach), pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.
h.      Pendekatan Pluralistik (Electis Approach) adalah pandangan yang mencakup tiga pendekatan (perubahan tingkah laku, iklim sosio emosional, dan proses kelompok).
b.      Perwujudan pengelolaan kelas
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perwujudan management atau pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :
1.      Kurikulum.
Setiap tingkat dan jenis sekolah diperlukan kurikulum yang mampu memenuhi kebutuhan masarakat yang semakin komplek dalam perkembangannya. Kurikulum yang digunakan di sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap aktivitas kelas dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang berdaya guna bagi pembentukan pribadi siswa. Suatu kelas akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat apabila kurikulum yang dipergunakan di sekolah dirancangkan sesuai dengan dinamika masyarakat.


2.      Sarana dan pra sarana.
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang atau gedung yang tersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan demi terciptanya suasana belajar mengajar seperti yang telah diinginkan.
3.      Guru.
Progam kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peran guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara murid-murid suatu kelas.
Setiap guru harus memehami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan pekerjaan sehari-hari di kelas atau sekolah dan di masyarakat. Pengetahuan dan pemahaman tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatannya dalam menunaikan profesi sebagai guru dan jaminan mutu pendidikan. Adapun kompetensi yang di maksud adalah:
1)      Penguasaan bahan.
2)      Mengelola progam belajar mengajar.
3)      Mengelola kelas.
4)      Penggunaan media atau sumber.
5)      Mampu mengelola dan mempergunakan interaksi belajar mengajar untuk perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi anak-anak.
6)      Memiliki kemampuan melakukan penilaian prestasi belajar siswa secara obyektif dan mempergunakan hasilnya untuk kepentingan proses pendidikan anak-anak.
7)      Memahami fungsi dan progam layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.


4.      Murid.
Murid merupakan potensi kelas yang harus di manfaatkan guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif.
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan yang sangat penting artinya bagi terciptanya situasi kelas yang dinamis dan menyenangkan. Setiap murid harus memiliki perasaan diterima terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan diterima itu akan menentukan sikap bertanggung jawab terhadap kelas yang secara langsung berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangannya masing-masing.
5.      Dinamika kelas.
Kelas adalah kelompok sosial yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yanng dikembangkan melalui kreativitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok. Kreativitas dan inisiatif yang baik perwujudannya tidak sekedar terbatas di dalam kelas sendiri, tetapi mungkin pula dilaksanakan bersama-sama kelas yang lain atau oleh seluruh sekolah.
Dinamika kelas sangat dipengaruhi oleh cara wali atau guru kelas menerapkan adsministrasi pendidikan dan kepemimpinan pendidikan serta dalam mempergunakan pendekatan pengelolaan kelas.
6.      Lingkungan sekitar.
Adapun keberhasilan suatu proses belajar mengajar sedikit banyak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Sebab bilamana dalam proses belajar mengajar tempat atau lingkungan yang digunakan tempat yang kumuh misalnya secara tidak langsung bagaimana keberhasilan dalam proses belajar mengajar bisa tercapai. Oleh karena itu, dalam pemilihan tempat untuk proses belajar mengajar harus benar-benar sesuai dengan lingkungan disekitarnya demi tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar