Selasa, 17 Juni 2014

Pembelajaran Kelompok (the power of two, point counter point, dan cart sort)


A.    The Power Of Two
1.      Pengertian The Power Of Two
Menurut Muqowin , strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih baik daripada satu.
Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar.
2.      Langkah-langkah The Power Of Two
Penerapan strategi belajar “Kekuatan Berdua”  [the power of two], denganlangkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dosen, sebagai berikut:
a.       Langkah pertama, membuat problem. Dalam proses belajar, dosen memberikan satu atau lebih pertanyaan kepada peserta didik yang membutuhkan refleksi.
b.      Langkah kedua, dosen meminta peserta untuk nerenung dan menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
c.       Langkah ketiga, dosen membagi perserta berpasang-pasangan. Dalam proses belajar setelah semua peserta didik melengkapi jawabannya, bentuklah ke dalam pasangan dan mintalah mereka untuk berbagai [sharing] jawaban dengan yang lain.
d.      Langkah keempat, dosen meminta pasangan untuk berdiskusi mencari jawaban baru. Dalam proses belajar, dosen meminta mahasiswa untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-masing individu.
e.       Langkah kelima, dosen meminta peserta untuk mendiskusikan hasil sharingnya. Dalam proses belajar, ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
B.     Point Counter Point
1.      Pengertian Point Counter Point
Model Point CounterPoint (PCP) merupakan model pembelajaran dengan teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format PCP ,mirip dengan sebuah perdebatan namun tidak terlalu formal dan berjalan lebih cepat.
Menurut Suprijono juga menyebutkan bahwa model pembelajaran Point CounterPoint merupakan metode yang dipergunakan untuk mendorong peserta didik berpikir dalam berbagai perspektif. Oleh karena itu yang harus diperhatikan lebih lanjut yaitu mengenai materi pelajaran. Suatu cara dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif berargumen (mengajukan ide-ide, gagasan) dari persoalan yang muncul atau sengaja dimunculkan dalam pembelajaran sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
2.      Langkah-langkah Point Counter Point
Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini yaitu:
a.       Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua perspektif (sudut pandang) atau lebih,
b.      Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok menurut jumlah perspektif yang telah ditetapkan dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan dan mendiskusikan alasan-alasan yang melandasi sudut pandang masing-masing tim. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil,
c.       Tiap-tiap kelompok menuliskan argument mereka terhadap isu yang sedang didiskusikan bersama kelompok masing-masing,
d.      Gabungkan kembali seluruh kelas tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok,
e.      Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan sebuah argument yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut dengan bergerak cepat maju mundur di antara kelompok,
f.        Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu yang selama ini berkembang. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
g.       Di penghujung waktu pelajaran buatlah evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan.
3.      Kelebihan Point Counter Point
Model Point CounterPoint memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu
a.       Siswa akan semakin terampil berbicara dan mengeluarkan pendapatnya terhadap isu yang dibicarakan. Selain itu siswa juga semakin terampil dalam menyanggah pendapat temannya dengan menggunakan alasan-alasan yang cukup relevan.
b.      Segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang mendebat /menyanggah sama-sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat mengenai suatu masalah. Siswa akan saling mengasah pikiran masing-masing untuk memperkuat alasan meraka dalam mempertahankan argumentasinya.
c.       Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok, asal terpimpin sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang dikehendaki bersama. Hal ini disebabkan seringkali terjadi pergeseran terhadap pokok permasalahan yang sedang dibicarakan dalam setiap berdebat ataupun berdiskusi.
d.      Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua sisi masalah; kemudian di teliti fakta mana yang benar / valid dan bisa di pertanggung jawabkan. Siswa tidak hanya melihat sebuah fakta dari satu sisi saja melainkan sisi lain sehingga argumen mereka dapat dipertanggungjawabkan.
e.      Terjadi pembicaraan aktif maka akan membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara; turut berpartisipasi mengeluarkan pendapat.
C.    Cart Sort
1.      Pengertian Cart Sort
Pembelajaran aktif model Card Short merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa  mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori  kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Card Short (sortir kartu) strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan.
Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.
Metode Card Short, dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan metode Card Short, guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru. Card Sort yaitu motivasi dari guru; bagi kartu kosong secara acak; guru mencari kata kunci di papan; siswa mencari kata sejenis (satu tema) dengan temannya; diskusi kelompok berdasarkan temanya; menyusun kartu di papan dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya.


2.      Tujuan Metode Card Sort
Tujuan  dari  strategi  dan  metode  belajar menggunakan Card Short ini adalah  untuk  mengungkapkan  daya  ingat  terhadap  materi  pelajaran  yang telah dipelajari siswa
Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan “memilah dan memilih kartu ”Card Short” ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat atau recall terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Sehingga siswa benar-benar memahami dan mengingat pelajaran yang telah diberikan.
3.      Langkah-langkah Card Sort
Adapun langkah-langkah aplikasi Melvin L Siberman yaitu:
a.       Masing-masing siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok, misalnya kartu yang berisi aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan dan lain-lain. Makin banyak siswa makin banyak pula pasangan kartunya.
b.      Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain diminta berpasangan dengan siswa tersebut bila merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.
c.       Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakuan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.
d.      Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.
Langkah-langkah aplikasi metode Card Short menurut Yasin Fatah yaitu:
a.       Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.
b.      Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
c.       Mintalah peserta didik untuk mencari temannya yang  memiliki kertas/kartu yang berisi yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.
d.      Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.


4.      Kelebihan dan Kelemahan Card Sort
a.       Kelebihan
1)      Guru mudah menguasai kelas
2)      Mudah dilaksanakan
3)      Mudah mengorganisir kelas
4)      Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak
5)      Mudah menyiapkannya
6)      Guru mudah menerangkan dengan baik
b.      Kelemahan
Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan semula.












Daftar Pustaka
·         Sudjarwadi, 2003, “Ubah Wajah UGM dengan Jiwa Kepemimpinan”, Kedaulatan Rakyat, 5 Januari 2003, Yogyakarta.
·         Suparno, Paul, 2003, Guru Demokratis di Era Reformasi, Grasindo, Jakarta.
·         Muqowin. 2007. “Strategi Pembelajaran”. http://muqowin.com. Diakses tanggal 25 April 2008.
                                                                



MODEL-MODEL DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KELAS


A.    Model-model pengelolaan kelas
1.      Model Pembelajaran Kolaboratif (Collaboratif Learning)
a.       Pengertian
Belajar kolaboratif adalah bekerja sama antar siswa dalam suatu kelompok memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Dua unsur yang penting dalam belajar kolaboratif adalah, 1. adanya tujuan yang sama, dan (2) ketergantungan yang positif. Pertama, dalam mencapai tujuan tertentu, siswa bekerja sama dengan teman untuk menentukan strategi pemecahan masalah yang ditugaskan oleh guru. Dua orang siswa atau kelompok kecil siswa berdiskusi untuk mencari jalan keluar, menetapkan keputusan bersama. Diskusi ini menimbulkan perasaan bahwa persoalan yang sedang didiskusikan adalah milik bersama. Setiap orang mengemukakan ide dan saling menanggapi, yang  akhirnya dapat mengembangkan pengetahuan bersama maupun pengetahuan masing-masing individu. Kedua, ketergantungan yang positif, maksudnya setiap anggota kelompok hanya dapat berhasil mencapai tujuan apabila seluruh anggota bekerja sama. Dengan demikian, dalam belajar kolaboratif, ketergantungan individu sangat tinggi.
b.      Prinsip-prinsip belajar kolaboratif sebagai berikut:
1)      Mengajarkan keterampilan kerja sama, mempraktikkan, dan balikan diberikan dalam hal seberapa baik keterampilan-keterampilan digunakan.
2)      Kegiatan kelas ditingkatkan untuk melaksanakan kelompok yang kohesif.
3)      Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku masing-masing.
c.       Manfaat Belajar Kolaboratif
1)      Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep.
2)      Pebelajar belajar memecahkan masalah bersama dalam kelompok.
3)      Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak dapat lepas dari kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat yang berbeda  dan mampu mengelolanya. Selain itu hakikat manusia sebagai makhluk sosial mereka tidak dapat menyendiri melainkan memerlukan orang lain dalam hidupnya.
4)      Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan bersama setiap individu diarahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan.
2.      Belajar Kuantum (Quantum Learning)
a.       Pengertian
Model belajar ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar di sekolah, yaitu "kebosanan". Istilah Kuantum secara harfiah berarti “kualitas  sesuatu", mekanis (yang berkenaan dengan gerak). De Porter & Hernacki mendefinisikan quantum learning sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, sedangkan Agus Nggermanto mengatakan bahwa quantum learning menjelaskan bagaimana cara belajar efektif sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. Metode membaca kuantum adalah sebagian quantum mencapai kecepatan cahaya.
Quantum learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya tentang suggestopedia. Pinsipnya adalah bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif atau negative. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah sebagai berikut:
1.      Mendudukan siswa secara nyaman.
2.      Memasang music latar di dalam kelas.
3.      Meningkatkan partisipasi individu
b.      Prinsip-prinsip Utama Pembelajaran Kuantum
1)      Segalanya berbicara, segala sesuatu lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan sampai rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2)      Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan, yaitu para siswa mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran.
3)      Berangkat dari pengalaman, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah rnengalami informasi sebelum memperoleh label untuk  sesuatu yang dipelajari.
c.       Manfaat Belajar Kuantum
1)      Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar.
2)      Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya sebagai pendorong belajar.
3)      Siswa belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
4)      Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya di hargai.

3.      Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)
a.       Pengertian
Kooperatif berarti bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. Idenya sangat sederhana. Anggota kelas diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima pembelajaran dari guru. Kemudian, para siswa itu mengerjakan tugas sampai semua anggota kelompok berhasil memahaminya.
Kata kooperatif digunakan apabila memacu pada anak-anak yang bersedia berbagi bahan-bahan yang dimiliki. Belajar kooperatif bukan harmonisasi, dan sering melibatkan konflik intelektual. Kegiatan kooperatif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.
b.      Prinsip utama belajar kooperatif
1)      Kesamaan tujuan
2)      Ketergantungan Positif
c.       Manfaat Belajar Kooperatlf
1)      Meningkatkan hasil belajar
2)      Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif member kesempatan kepada setiap siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran.
3)      Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar, belajar kooperatif darap membina sifat kebersamaan, peduli satu sama lain dan tenggang rasa, serta mempunyai rasa andil terhadap keberhasilan tim.
4)      menumbuhkan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berpikir, belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti pemahaman yang rumit, pelaksanaan kajian proyek, serta latihan memecahkan masalah.
5)      Memadukan dan menerapkan pengengetahuan dan ketrampilan
B.     Prosedur Pengelolaan Kelas
Prosedur pengelolaan kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan mengelola kelas mengacu kepada tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif).
a.         Prosedur dimensi pencegahan
Tindakan pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan sebelummunculnya tingkah laku yang menyimpang. Tindakan ini merupakan terapi yang tepat sebelum munculnya tingkah laku yang dapat mengganggu kondisi belajar mengajar. Adapun prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan sebagai berikut:
1)      Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
Peningkatan kesadaran diri sebagai guru inilah yang paling strategis dan mendasar karena akan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat menghilangkan sikap otoriter dan sikap permisif yang dipandang kurang manusiawi dan kurang realistik. Implikasinya di kelas, akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis, berwibawa. Penampakkan sikap ini akan menumbuhkan respon positif siswa.
2)      Peningkatan kesadaran pada siswa
Kurangnya kesadaran siswa akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang memungkinkan siswa melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal belajar. Peningkatan kesadaran siswa pada dirinya dapat menanggulangi sikap kemalasan, sikap menyerahkan tanggung jawab, kurang puas, mudah kecewa, mudah tertekan oleh peraturan sekolah dan sebagainya. Untuk meningkatkan kesadaran pada siswa, guru perlu memberitahukan hak dan kewajiban siswa, memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan siswa, menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
3)      Sikap polos dan tulus dari guru
Sikap polos, tulus hati, jujur dan terbuka adalah suatu modal untuk menciptakan kondisi yang optimal untuk membelajarkan siswa. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Guru dengan segala sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh para siswa.
4)      Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
Seorang guru hendaknya mampu mengidentifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku siswa yang sifatnya individual maupun kelompok, termasuk penyimpangan yang disengaja. Guru juga harus mengenal berbagai pendekatan yang paling tepat. Selain itu, guru perlu mempelajari pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil, untuk mencari alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai masalah pengelolaan kelas.
5)      Menciptakan kontrak sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan standar tingkah laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan siswa. Untuk mengelola kelas, norma berupa kontrak sosial atau daftar aturan, tata tertib dengan sanksinya yang mengatur kehidupan di dalam kela, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui bersama oleh guru dan siswa.
b.      Prosedur dimensi penyembuhan
1)      Mengidentifikasi masalah
Pada langkah ini guru melakukan kegiatan untuk mengenal dan mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Kemudian guru mengidentifikasi jenis-jenis penyimpangan, sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat siswa melakukan penyimpangan perilaku.
2)      Menganalisis masalah
Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan pada siswa dan menyimpulkan latar belakang dan sumber-sumber dari penyimpangan itu. Setelah ditemukan penyimpangan, guru menentukan alternatif-alternatif penanggulangan atau penyembuhan.
3)      Menilai alternatif-alternatif pemecahan
Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan berdasarkan sejumlah alternatif yang telah tersusun. Sesudah terpilih alternatif pemecahan yang dianggap tepat, selanjutnya guru melaksanakan alternatif pemecahan itu.
4)      Mendapatkan balikan
Pada langkah ini guru melakukan kegiatan kilas balik. Tujuannya untuk menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik dilakukan oleh guru dalam bentuk pertemuan dengan siswa, diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan dan kepentingan siswa dan sekolah. Selain itu,perlu disikapi perilaku guru pada saat pertemuan tersebut. Agar diantara kedua pihak dapat saling memperbaiki dan saaling mengingatkan untuk kepentingan bersama.




















Daftar Pustaka